[VIDEO] INI DIA APLIKASI 'DATING' PATUH SYARIAH?

Published by
KitaReporters
HARMONICA adalah aplikasi kencan (dating) Mesir yang sesuai dengan kearifan tempatan sehingga penggunanya dapat melibatkan keluarga dalam proses mencari jodoh. : KitaReporters.com

Salah satu pasangan bertemu jodoh melalui aplikasi Harmonica. - Foto oleh BBC

Memetik laporan BBC, para wanita bujang dalam kehidupan keluarga Sameh Saleh memiliki masalah. Mereka bertemu calon suami melalui hubungan keluarga, tetapi keputusan untuk ingin berkahwin atau tidak sering kali harus diputuskan hanya setelah pertemuan selama satu jam.

Sepupunya, kata Saleh, menghabiskan waktu 10 tahun melakukan itu tanpa menemui pasangan hidup.

Saleh, 32, ingin menemukan kaedah perjodohan yang lebih baik. 

Maka dia dan tiga pengusaha lainnya menciptakan Harmonica, aplikasi kencan (dating) yang dia dakwa memenuhi keperluan spesifik pengguna Arab, dan memberi mereka waktu lebih dari satu jam untuk memutuskan masa depan.

Sejak dilancarkan tahun 2017, aplikasi itu telah menjadi salah satu aplikasi kencan (dating) paling popular di Mesir, dengan ratusan ribu muat naik dari port aplikasi Google. 

Saleh mengatakan keberhasilan Harmonika terjadi kerana aplikasi itu dibuat untuk melayani pasaran di negaranya, bukan hanya menyalin aplikasi kencan Amerika Utara.

Kumpulan pengasas aplikasi 'Harmonica'. - Foto oleh BBC

"Kami tidak perlu lagi budaya 'swiping', yakni menggeser profil pengguna aplikasi ke kiri untuk menunjukkan ketidaksukaan dan kanan agar boleh berkirim pesan," katanya.

Kencan (dating) online adalah bisnes baru di Mesir, negara di mana perkahwinan yang diatur keluarga adalah perkara  biasa.

Di sana, bertemu dengan calon pasangan hidup tanpa masukan keluarga adalah sangat tidak dianjurkan.

Kencan informal sering terjadi secara diam-diam.

Aplikasi 'Harmonika' tidak mencemarkan gaya hidup masyarakat Mesir.


Sejauh ini aplikasi kencan belum mencapai tingkat tepu seperti yang terlihat di Amerika Utara, namun pasaran di Mesir berporensi sangat besar, termasuk lebih dari 20 juta orang berusia 18 hingga 29 tahun, menjadikannya sasaran yang menarik untuk industri ini.

Para pengasas Harmonica mengatakan mereka bertujuan untuk mendukung budaya, bukan menumbangkannya. "Kami tidak menentang perjodohan," kata Saleh. 

Sebagai gantinya, dengan membuat aplikasi yang meniru beberapa elemen perjodohan tradisional, dia dan pasukannya  telah mencipta "solusi lain yang sesuai dengan generasi kami".

Aplikasi yang hanya melayani pasangan heteroseksual ini, menyasarkan pengguna yang lebih konservatif tanpa label agama yang eksplisit. 

Pengguna dapat mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim atau Kristian, dua agama terbesar di Mesir, atau merahsiakan agama mereka.

Algoritma pemadanannya didasarkan pada survei pengguna dengan puluhan pertanyaan tentang nilai-nilai, gaya hidup, dan sosok pasangan ideal.

Fungsi "wali" yang opsional memungkinkan pengguna mengirim transkrip bualan mereka kepada pihak ketiga, dengan persetujuan teman bualannya. Ini seperti membawa kerabat anda dalam kencan.

Sejumlah aplikasi dating dan cari jodoh kurang sesuai dengan budaya masyarakat Mesir. - Foto oleh BBC


Tidak seperti Tinder, aplikasi ini hanya memungkinkan pengguna untuk berbual  dengan satu orang pada satu waktu, dan mengevaluasi akaun Facebook yang terhubung untuk memastikan penggunanya adalah orang yang benar ada.

Harmonica juga mengizinkan pengguna untuk memposting foto profil kabur, yang hanya dibuka sepenuhnya untuk pengguna pilihan mereka, sebuah ciri yang diarahkan untuk perempuan yang lebih konservatif.

Untuk pengguna yang memerlukan nasihat, ada pasukan psikologi yang siap membantu.

"Kami mendapat pertanyaan seperti 'dia siap melamar, haruskah saya membawanya bertemu keluarga saya?' Hingga 'Apa itu cinta?'," kata Saleh.

Heba Arafa, 23, seorang mahasiswa pascasarjana dalam bidang pentadbiran awam di Universiti Benha di Mesir menggunakan Harmonica sebagai bahan kajiannya tentang syarikat start-up tempatan.

Dia percaya aplikasi itu sesuai untuk generasi muda celik Internet yang lebih bersemangat untuk mencuba pelbagai cara baru untuk menemui pasangan mereka.

Aplikasi 'Harminica' dilhat mengancam beberapa aplikasi cari jodoh yang sudah popular. - Foto oleh BBC

Banyak orang, terutama wanita, takut mengakui bahawa mereka berkencan secara informal kerana takut akan penilaian sosial, sehingga aplikasi yang lebih umum seperti Facebook juga menjadi semacam layanan kencan samaran.

Tetapi kerana Harmonica berorientasi kepada perkahwinan, kata Arafa, aplikasi itu menyediakan perkhidmatan  bagi para wanita untuk melibatkan orang tua mereka dan menjadi lebih terbuka tentang kegiatan mereka.

Ciri-cirinya juga membuatnya merasa lebih selamat.

"Pengguna tidak dapat mengambil tangkapan layar (screen shoot) sehingga saya merasa selamat. Tidak ada yang akan menggunakan gambar saya semena-mena," kata Arafa.

Tetapi aplikasi ini memerlukan tempoh yang lebih panjang untuk dapat diterima secara luas.

Ahmed Magdy, seorang pegawai bank berusia 33 tahun mencuba Harmonica, tetapi setelah satu tahun dia belum bertemu orang yang cocok dan dia bimbang keluarganya tidak akan setuju.

"Tidak mudah untuk memberitahu mereka bahawa saya akan berkahwin dengan seseorang yang saya temui dari Internet," katanya.

Magdy sekarang bertunang dengan teman lama yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun.

Mohamed Hassan Allam, seorang pereka grafik berusia 26 tahun, mulai berkencan online tiga tahun lalu.

Meskipun dia berbual dengan sejumlah wanita dalam aplikasi online, Allam mengatakan dia hanya bertemu tiga orang secara langsung, kerana beberapa orang tidak nyaman melakukan pertemuan secara langsung. 

Tapi dia percaya kencan online adalah cara yang baik "untuk mencuba mencari pasangan di balik tabir," meskipun dia belum memberitahu orang tuanya tentang itu.


Namun bagi sebahagian orang, aplikasi Harmonika telah sukses mengenalkan mereka dengan pasangan.

Safaa Abu Saoud, 33, adalah wanita bujang yang tinggal bersama keluarganya ketika dia bertemu Wafiq Ahmed, seorang profesional berusia 34 tahun, yangwaktu kerjanya menyulitkan dia untuk menemui pasangan.

Setelah berbual dalam aplikasi selama beberapa minggu, mereka bertemu langsung dan berkahwin beberapa bulan kemudian. Kini mereka telah memiliki anak.

Itu adalah hasil yang membahagiakan bagi Abu Saoud, yang merasa cara perjodohan tradisional "membuat seseorang itu berasa canggung".

Suatu ketika dia tiba di rumah dan menemui orang asing di ruang tamu bersama orang tuanya.

"Yang mana yang akan berkahwin dengan saya?" dia ingat bertanya pada kakak perempuannya sambil bergurau.

Pengasas Hamonica, Saleh, mengatakan dia dapat melihat tekanan yang ditimbulkan oleh perjodohan secara tradisional, tetapi ‘aplikasi Barat tidak sesuai dengan budaya di Mesir.

"Jadi saya merasa harus ada yang saya lakukan untuk membantu diri kami sendiri," katanya. - KitaReporters.com


0
1
0
0
0

Copy Link: